Saat jatuh hati kita selalu merasa
senang dengan seseorang. Tentu dia yang menjadi tempat kita merasakan perasaan
itu. Seperti yang aku rasakan kepadamu. Aku senang bertemu denganmu. Senang
saat melihat kamu tertawa. Aku bahkan lupa kalau kita sedang membicarakan hal
terkonyol yang kita punya. Rahasia yang kadang tidak mungkin kita ceritakan
kepada sembarang orang. Begitu menyenangkan.
Aku merasa nyaman dengan dirimu yang seperti itu. Kamu yang apa adanya. Kamu yang menurutku adalah orang paling tepat untuk aku ajak berdiskusi banyak hal. Kamu juga pasti sepakat denganku, bahwa apalagi yang paling menyenangkan selain orang yang kita ajak bicara seimbang? Tidak ada. Saat melakukan pendekatan kita memang hanya butuh teman bertukar pikiran yang nyaman. Walau tidak bisa sempurna, aku bisa menerima kamu. Mungkin kamu merasakan hal yang sama. Aku yang terkadang juga tidak begitu konek dengan apa yang kamu katakan. Tapi kita tetap mencoba menjadikan semua itu menyenangkan. Bahkan hal yang membuat kita kebingungan kita jadikan hal konyol, lalu tertawa bersama.
Aku merasa nyaman dengan dirimu yang seperti itu. Kamu yang apa adanya. Kamu yang menurutku adalah orang paling tepat untuk aku ajak berdiskusi banyak hal. Kamu juga pasti sepakat denganku, bahwa apalagi yang paling menyenangkan selain orang yang kita ajak bicara seimbang? Tidak ada. Saat melakukan pendekatan kita memang hanya butuh teman bertukar pikiran yang nyaman. Walau tidak bisa sempurna, aku bisa menerima kamu. Mungkin kamu merasakan hal yang sama. Aku yang terkadang juga tidak begitu konek dengan apa yang kamu katakan. Tapi kita tetap mencoba menjadikan semua itu menyenangkan. Bahkan hal yang membuat kita kebingungan kita jadikan hal konyol, lalu tertawa bersama.
Kita saling belajar memahami, saling
memberi perhatian. Bagiku kata ‘jadian’ hanya menunggu waktu yang tepat. Sebab
bagi beberapa orang tanggal jadian itu penting. Aku hanya menunggu momen yang
aku pikir pas. Lalu apa yang membuat nyaman selama ini akan kunyatakan sebagai
perasaan sesungguhnya. Walau sebenarnya, tanpa menyatakan kau sudah bisa
menerka apa yang ada di hatiku.
Namun belakangan ini kau mulai berubah. Dan menurutku itu bukan perubahan yang membuat aku nyaman. Aku juga tidak mengerti, apakah kenyamanan yang kau berikan selama ini hanyalah kepalsuan? Atau kau sedang berusaha menjadi orang lain? Entahlah. Namun sikapmu sekarang memang tidak membuatku merasa seimbang lagi.
Nanti kau juga akan tahu, bahwa hidup bukan sebuah permainan. Begitu pun hubungan yang kita jalani. Tidak sebuah permainan. Tak ada yang seharusnya kau tarik-ulur, karena aku bukan layangan yang diikat tali kepadamu. Tak ada yang harus kau cari, karena cinta bukan anak kecil yang hilang.
Namun belakangan ini kau mulai berubah. Dan menurutku itu bukan perubahan yang membuat aku nyaman. Aku juga tidak mengerti, apakah kenyamanan yang kau berikan selama ini hanyalah kepalsuan? Atau kau sedang berusaha menjadi orang lain? Entahlah. Namun sikapmu sekarang memang tidak membuatku merasa seimbang lagi.
Nanti kau juga akan tahu, bahwa hidup bukan sebuah permainan. Begitu pun hubungan yang kita jalani. Tidak sebuah permainan. Tak ada yang seharusnya kau tarik-ulur, karena aku bukan layangan yang diikat tali kepadamu. Tak ada yang harus kau cari, karena cinta bukan anak kecil yang hilang.
Saat dia memilih pergi.
Hampalah hatimu. Tak akan ada lagi aku. Tak akan ada lagi kita. Juga semua rasa
akan sirna. Sebab itu hargailah setiap hal yang masih kita punya. Jika belum
sepenuhnya mampu melepaskan, jangan pura-pura melepaskan. Apa pun bisa
diselesaikan. Kau harus ingat, yang kau buang (meski menurutmu hanya pura-pura)
seringkali tidak bisa pulang. Mungkin juga tak pernah lagi ingin pulang.
Aku mencintai pemikiranmu.
Yang menjadikan kita menjadi lebih dewasa. Yang menjadikan kita percaya; masih
ada cinta yang sesungguhnya. Yang realistis. Yang tidak hanya sekedar
menye-menye manis. Jika kau menjadikan hubungan ini sebagai ajang uji-menguji,
kau salah. Tak ada ujian dalam hal mencintai. Kita bukan guru dan murid di SD. Kita
sepasang kekasih yang terus mencari penyelesaian. Bukan mencari teka-teki, tentang
siapa yang benar sendirian.
DsuperBoy | 01/12/2014